Assalamu'alaikum, hai...
BILA INGIN MEMILIKI KELEMBUTAN HATI | Salah satu syaratnya, jangan berharap dari makhluk. HR. Bukhari meriwayatkan :-
Ketahuilah bahawa di dalam jasad ada sekerat daging, apabila ia baik maka akan baiklah seluruh jasad, dan apabila ia rosak, maka rosaklah seluruh jasad, ketahuilah ia adalah jantung (hati) - HR. Bukhari
Setiap perubahan yang ingin kita lakukan dalam diri... Semuanya atas kehendak diri kita sendiri. Orang sekeliling hanya membantu, tapi yang menentukan... Hanyalah diri kita sendiri.
Contoh ek... Takde kaitan pada yang hidup mahupun yang dah tiada... Di mana seorang ibu bagaikan nak gila menyuruh anaknya berubah... Berhijab, tapi anaknya pulak lansung tak peduli. Kekadang, kerana nak jaga hati orang tua... Di depan bertudung... Di luar bersama teman, tudung terbang entah ke mana.
Sehebat mana pun ilmu agama orang sekeliling... Kalau kita dah memilih tak nak berubah... Semua cara tak kan berjaya. Pokok pangkalnya, semua keputusan hanya kita sendiri yang tentukan... Hati kita sendiri yang memberi jawapan.
Untuk itu, beberapa nasihat berikut patut kita renungi bersama dalam usaha kita untuk melembutkan hati. Kita hendaklah senantiasa:
- Takut akan datangnya maut secara tiba-tiba sebelum kita sempat bertaubat.
- Takut tidak menunaikan hak-hak Allah secara sempurna. Sesungguhnya hak-hak Allah itu pasti diminta pertanggungjawabannya.
- Takut tergelincir dari jalan yang lurus, dan berjalan di atas jalan kemaksiatan dan jalan syaitan.
- Takut memandang remeh atas banyaknya nikmat Allah pada diri kita.
- Takut akan balasan seksa yang segera di dunia, kerana maksiat yang kita lakukan.
- Takut mengakhiri hidup dengan su’ul khatimah.
- Takut menghadapi sakaratul maut dan sakitnya sakaratul maut.
- Takut menghadapi pertanyaan malaikat Munkar dan Nakir di dalam kubur.
- Takut akan azab di alam kubur.
- Takut menghadapi pertanyaan hari kiamat atas dosa besar dan dosa kecil yang kita lakukan.
- Takut melalui titian yang tajam. Sesungguhnya titian itu lebih halus daripada rambut dan lebih tajam dari pedang.
- Takut dijauhkan dari memandang wajah Allah.
- Perlu mengetahui tentang dosa dan aib kita.
- Takut terhadap nikmat Allah yang kita rasa siang dan malam sedang kita tidak bersyukur.
- Takut tidak diterima amalan-amalan kita.
- Takut bahwa Allah tidak akan menolong dan membiarkan kita sendiri.
- Kekhuatiran kita menjadi orang yang tersingkap aibnya pada hari kematian dan pada hari timbangan ditegakkan.
- Hendaknya kita mengembalikan urusan diri kita, anak-anak, keluarga dan harta kepada Allah SWT. Dan jangan kita bersandar dalam memperbaiki urusan ini kecuali pada Allah.
- Sembunyikanlah amal-amal kita dari riya’ ke dalam hati, kerana terkadang riya’ itu memasuki hati kita, sedang kita tidak merasakannya. Hasan Al Basri rahimahullah pernah berkata kepada dirinya sendiri. “Berbicaralah engkau wahai diri. Dengan ucapan orang soleh, yang qanaah lagi ahli ibadah. Dan engkau melaksanakan amal orang fasik dan riya’. Demi Allah, ini bukan sifat orang mukhlis”.
- Jika kita ingin sampai pada darjat ikhlas maka hendaknya akhlak kita seperti akhlak seorang bayi yang tidak peduli orang yang memujinya atau membencinya. - Sumber : hafizamrie.com
Wallahu'alam... Semoga bermanfaat buat kita semua.
2 Comments
Terima kasih Fiza atas perkongsian
ReplyDeleteSama² Zumal 😊
DeleteTerima Kasih! Kerana sudi memberi komentar di blog Fiza. Komen yang baik-baik aje. 😊😆👏#budibahasabudayakita
Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.